PERANAN
KEPALA SEKOLAH
DALAM
PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Oleh :
Agus Suroyo, S.Pd.I
BAB I
PENDAHULUAN
Pasca reformasi, paradigma
manajemen pendidikan di Indonesia telah berubah dari manajemen yang sifatnya
sentralistik menjadi manajemen yang bersifat desentralistik. Hal ini ditandai
dengan muncul MBS atau manajemen berbasis sekolah. Dalam manajemen ini sekolah
mendapatkan kewenangan yang luas untuk mengelola rumah tangganya sendiri. Otonomi
sekolah ini menuntut adanya seorang pemimpin yang profesional yang mampu
mengantarkan sekolah menjadi sekolah yang berkualitas. Pemimpin sekolah itu adalah
kepala sekolah.
Dalam penyelenggaraan MBS
(Manajemen Berbasis Sekolah), kepala sekolah memegang peranan kunci untuk
mewujudkan sekolah yang efektif dan efesien. Lalu seperti apakah peran kepala
sekolah dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah ? Dalam makalah ini
penulis akan memaparkan tentang peranan kepala sekolah dalam pelaksanaan
Manajemen Berbasis Sekolah.
BAB. II
PEMBAHASAN
- Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah
Sebelum kita membahas
pengertian Manajemen Berbasis Sekolah, ada baiknya kita mengetahui terlebih
dulu pengertian manajemen. Menajemen berasal dari kata “to manage” yang
berarti mengelola, mengelola dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarka
fungsi dan urutan menejemen itu sendiri.[1]Menejemen adalah melakukan pengelolaan
sumberdaya yang dimiliki oleh sekolah (organisasi) yang diantaranya adalah
manusia, uang, metode, material, mesin, dan pemasaran yang dilakukan dengan
sistematis dalam suatu proses.[2]
Adapun Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) atau School Based Management (SBM) merupakan strategi untuk mewujudkan sekolah
yang efektif dan produktif. Istilah ini pertama muncul di Amerika Serikat
ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan
tuntutan dan perkembangan masyarakat
setempat. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan paradigma baru manajemen
pendidikan yang memberikan otonomi luas pada sekolah dan pelibatan masyarakat
dalam rangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi diberikan agar sekolah
leluasa mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikan
sesuai prioritas kebutuhan serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.[3]
Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) adalah ide tentang pengambilan keputusan pendidikan yang diletakkan pada
posisi yang paling dekat dengan pembelajaran yakni sekolah.[4]
Berdasarkan pengertian tersebut maka secara mudah MBS merupakan paradigma
manajemen yang lebih memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur atau
mengelola rumah tangganya sendiri.
Lalu seperti apakah
karakterisrik MBS itu? Mulyasa mengutip pendapat Saud mengemukakan bahwa
karakteristik dasar MBS adalah pemberian otonomi yang luas kepada sekolah,
partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik yang tinggi, kepemimpinan
kepala sekolah yang demokratis dan profesional
serta adanya team work yang tinggi dan profesional.[5]
Dalam Manajemen Berbasis
Sekolah, sekolah diberikan kewenangan yang luas. Untuk itu dibutuhkan sumber
daya manusia yang handal dan profesional dalam proses pengelolaan sekolah
tersebut. Untuk itu baik guru, staf TU, kepala sekolah harus memahami MBS
dengan baik dan kemudian mengembangkan kemampuannya agar lebih profesional
dalam mengelola sekolah. Salah satu orang yang memiliki peran kunci dalam pengelolaan
sekolah adalah kepala sekolah. Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai peran kepala
sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.
- Peran Kepala Sekolah Dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
Kinerja kepala sekolah dalam
kaitannya dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah segala upaya yang
dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam
mengimplementasikan MBS di sekolahnya untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara
efektif dan efesien.[6]
Agar kepala sekolah mampu mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan
efesien maka seorang kepala sekolah harus memiliki lima kompetensi sebagaimana
yang diatur dalam Permendiknas nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrash yang meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial,
kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial.[7]Kepala
sekolah dikatakan efektif apabila kepala sekolah memiliki sebagaimana kriteria
di bawah ini :
1. mampu memberdayakan guru-guru untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif.
2. dapat menyesuaikan tugas dan pekerjaan
sesuai waktu yang telah ditetapkan.
3. mampu menjalin hubungan yang harmonis
dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka
mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan.
4. berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan
yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah.
5. bekerja dengan tim manajemen, serta
6. berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara
produktif sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.[8]
Kepala
sekolah yang baik menurut Muh. Saroni harus memahami dan menguasai manajemen
Sumber Daya Manusia dan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakt. Menguasai
manajemen sumber daya manusia yaitu seorang kepala sekolah harus dapat
mengelola SDM yang ada secara maksimal dengan mengondisikan kerja pada pola
kerja yang tersistem dan terstruktur serta terbagi rata pada beban yang sesuai
dengan tingkatan kemampuan, proporsional pada setiap personil. Sedangkan yang
berkaitan dengan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat adalah kepala
sekolah mempunyai kemampuan untuk berinteraksi secara luas dengan semua unsur
masyarakat dan mampu memberikan gambaran seluas-luasnya tentang sekolah yang
dipimpinnya dengan objektif.[9]
Dalam implementasi manajemen berbasis sekolah seorang kepala sekolah idealnya
dapat berperan sebagai educator, manajer, supervisor, administrator, inovator,
dan leader.
a. Kepala
Sekolah Sebagai Educator
Sebagai Educator, kepala sekolah harus memiliki strategi
yang tepat untuk meningkatkan profesionalitas tenaga kependidikan di
sekolahnya, menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasihat kepada
warga sekolah,memberikan dorongan kepada tenaga kependidikan, melaksanakan
model pembelajaran yang menarik,seperti: team teaching,moving class.[10]
Untuk menjalankan peran yang demikian maka pengalaman merupakan factor penting.
Agar kepala sekolah memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan
profesionalitas tenaga kependidikan di sekolahnya maka tentunya diperlukan
seorang kepala sekolah yang professional yang telah memahami seluk beluk
profesionalisme.
b. Kepala
sekolah Sebagai Manajer
Sebagai
Manajer, Kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan
tenaga kependidikan melalui kerjasama, memberi kesempatan kepada tenaga
kependidikan untuk meningktkan profesinya, mendorong keterlibatan seluruh
tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menjunjung program sekolah[11]
c. Kepala
sekolah sebagai Supervisor
Tugas kepala sekolah
sebagai supervisor adalah mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga
kependidikan. Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam
kemampuan menyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan serta
memanfaatkan hasilnya.[12]
Supervisi yang dilakukan kepala sekolah ini bisa dilakukan dengan observasi di
kelas maupun diskusi untuk memecahkan masalah bersama.
d. Kepala
sekolah Sebagai Administrator
Sebagai
Administrator, Kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam mengelola
administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan, dan pendokumentasian administrasi.
Administrasi yang perlu dikelola meliputi : administrasi kurikulum, administrasi
peserta didik, administrasi personalia, administrasi sarana prasarana, administrasi
kearsipan dan administrasi keuangan[13].
Sebagai seorang Administrator menurut Robert L. Katz seorang kepala sekolah
harus memiliki tiga keterampilan yaitu keterampilan teknis (technicall
skill), keterampilah hubungan manusiawi (human relation skill), dan
keterampilan konsep (conceptual skill).[14] Keterampilan
teknis adalah keterampilan menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan
praktis, kemampuan memecahkan masalah melalui taktik yang baik atau kemampuan
menyelesaikan tugas secara sistematis. Keterampilan teknis kepala sekolah
meliputi :
1.
Keterampilan menyusun LPJ
2.
Keterampilan menyusun program tertulis
3.
Keterampilan membuat data statistik sekolah
4.
Keterampilan membuat keputusan dan merealisasikannya
5.
Keterampilan mengetik
6.
Keterampilan menata ruang
7.
Ketarampilan membuat surat[15]
Keterampilan hubungan manusiawi adalah keterampilan untuk
menempaatkan diri di dalam kelompok kerja dan keterampilan menjalin komunikasi
yang mampu menciptakan kepuasan kedua belah pihak. Hubungan manusiawi ini akan
melahirkan suasana kooperatif dan menciptakan kontak manusiawi antar pihak yang
terlibat. Keterampilan ini meliputi :
1.
Keterampilan menempatkan diri dalam kelompok
2.
Keterampilan menciptakan kepuasan pada diri bawahan
3.
Sikap terbuka terhadap kelmpk kerja
4.
Kemampuan mengambil hati melalui keramahtamahan
5.
Penghargaan terhadap nilai-nilai etis
6.
Pemerataan tugas dan tanggungjawab
7.
Iktikad baik,adil,menghormati dan menghargai orang
lain. [16]
Keterampilan yang ketiga yang harus dimiliki oleh kepala
sekolah sebagai administrator adalah keterampilan konseptual. Keterampilan
konseptual adalah kecakapan memformulasikan pikiran, memahami teori, melakukan
aplikasi, melihat kecenderungan berdasarkan kemampuan teoritis dan yang
dibutuhkan dalam dunia kerja.[17]
Keterampilan ini tercermin dalam pemahaman terhadap teori secara luas dan
mendalam, kemampuan mengorganisasikan pemikiran, keberanian mengeluarkan
pendapat secara akademik, dan kemampuan mengorelasikan bidang ilmu yang
dimiliki denangan berbagai situasi.
e. Kepala
sekolah sebagai Inovator
Kepala sekolah
sebagai Inovator harus : Memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang
harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap
kegiatan, memberi teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, mengembangkan
model pembeljaran yang inovatif[18]
f. Kepsek sebagai Leader.
Sebagai
leader kepala sekolah harus memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan
kemuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dalam arah dan mendelegasikan
tugas[19].
BAB. III
PENUTUP
Berdasarkan
uraian makalah di atas maka pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan tentang
apa saja peran kepala sekolah dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah. Dalam
pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah kepala sekolah memiliki peranan sebagai
manajer, supervisor, administrator, motivator, innovator, dan leader.
Jika kepala sekolah dapat menjalankan peranan tersebut dengan baik maka
kemungkinan besar akan terciptal sekolah
yang berkualitas. Untuk itu kepala sekolah harus memiliki lima kompetensi yaitu kompetensi kepribadian,
social, manajerial, supervise dan kewirausahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Danim,
Sudarwan, 2006. Visi Baru Manajemen
Sekolah : Dari Unit Birolrasi ke Lembaga Akademik. Jakarta : Bumi Aksara
Mulyasa, E, 2003. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi.
Bandung.: PT Remaja Rosdakarya
, 2005. Menjadi Kepala Sekolah
Profesional : Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Rohiat, 2008. Menejemen Sekolah, Teory Dasar Dan Praktek.Dilengkapi Dengan Contoh
Rencana Strategis Dan Rencana Operasional. Bandung: Rafika Aditama.
Saroni,Muh. 2006. Manajemen Sekolah :
Kiat Menjadi Pendidik yang Kompeten .Jogjakrta: Ar Ruzz Media
[1] Rohiat, Menejemen Sekolah, Teory Dasar Dan
Praktek.Dilengkapi Dengan Contoh Rencana Strategis Dan Rencana Operasional,
(Bandung: Rafika Aditama, 2008) hal. 14
[2] Ibid,hlm 14
[3] E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah
Profesional : Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2005) cet. Ke 5 hal. 33
[4] Ibid,
hal.33
[5] Ibid hal
36
[6] Dr. E. Mulyasa, M. Pd. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi.
(Bandung.: PT Remaja Rosdakarya, 2003 )cet ke-5 hal 128
[7] Untuk
lebih jelas tentang kelima kompetensi tersebut lihat Permendiknas nomor 13
Tahun 2007
[8] Ibid,
hal 128
[9] Muh. Saroni, Manajemen Sekolah : Kiat
Menjadi Pendidik yang Kompeten (Jogjakrta: Ar Ruzz Media, 2006) hal. 50-53
[10] Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah, op.cit. hal.
99
[11] Ibid
hal 103
[12] Ibid
hal 111-112
[13] Ibid
hal 107
[14]
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen
Sekolah : Dari Unit Birolrasi ke Lembaga Akademik. (Jakarta : Bumi Aksara,
2006) hal 215
[15] Ibid,
hal 215
[16] Ibid,
hal 216
[17] Ibid
hal 216
[18] Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah, op.cit. hal.
118
[19] Ibid
hal 115
Tidak ada komentar:
Posting Komentar