Senin, 19 Desember 2011

MANAJEMEN PENDIDIKAN


PERANAN KEPALA SEKOLAH
DALAM PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Oleh : Agus Suroyo, S.Pd.I

BAB I
PENDAHULUAN
Pasca reformasi, paradigma manajemen pendidikan di Indonesia telah berubah dari manajemen yang sifatnya sentralistik menjadi manajemen yang bersifat desentralistik. Hal ini ditandai dengan muncul MBS atau manajemen berbasis sekolah. Dalam manajemen ini sekolah mendapatkan kewenangan yang luas untuk mengelola rumah tangganya sendiri. Otonomi sekolah ini menuntut adanya seorang pemimpin yang profesional yang mampu mengantarkan sekolah menjadi sekolah yang berkualitas. Pemimpin sekolah itu adalah kepala sekolah.
Dalam penyelenggaraan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), kepala sekolah memegang peranan kunci untuk mewujudkan sekolah yang efektif dan efesien. Lalu seperti apakah peran kepala sekolah dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah ? Dalam makalah ini penulis akan memaparkan tentang peranan kepala sekolah dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah.










BAB. II
PEMBAHASAN


  1. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah
Sebelum kita membahas pengertian Manajemen Berbasis Sekolah, ada baiknya kita mengetahui terlebih dulu pengertian manajemen. Menajemen berasal dari kata “to manage” yang berarti mengelola, mengelola dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarka fungsi  dan urutan menejemen itu sendiri.[1]Menejemen adalah melakukan pengelolaan sumberdaya yang dimiliki oleh sekolah (organisasi) yang diantaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin, dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses.[2]
Adapun Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau School Based Management (SBM)  merupakan strategi untuk mewujudkan sekolah yang efektif dan produktif. Istilah ini pertama muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan  dan perkembangan masyarakat setempat. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan paradigma baru manajemen pendidikan yang memberikan otonomi luas pada sekolah dan pelibatan masyarakat dalam rangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi diberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikan sesuai prioritas kebutuhan serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.[3]
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah ide tentang pengambilan keputusan pendidikan yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran yakni sekolah.[4] Berdasarkan pengertian tersebut maka secara mudah MBS merupakan paradigma manajemen yang lebih memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur atau mengelola rumah tangganya sendiri.
Lalu seperti apakah karakterisrik MBS itu? Mulyasa mengutip pendapat Saud mengemukakan bahwa karakteristik dasar MBS adalah pemberian otonomi yang luas kepada sekolah, partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik yang tinggi, kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis dan profesional  serta adanya team work yang tinggi dan profesional.[5]
Dalam Manajemen Berbasis Sekolah, sekolah diberikan kewenangan yang luas. Untuk itu dibutuhkan sumber daya manusia yang handal dan profesional dalam proses pengelolaan sekolah tersebut. Untuk itu baik guru, staf TU, kepala sekolah harus memahami MBS dengan baik dan kemudian mengembangkan kemampuannya agar lebih profesional dalam mengelola sekolah. Salah satu orang yang memiliki peran kunci dalam pengelolaan sekolah adalah kepala sekolah. Dalam makalah ini  penulis akan membahas mengenai peran kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.
  1. Peran Kepala Sekolah Dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
Kinerja kepala sekolah dalam kaitannya dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah segala upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan MBS di sekolahnya untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efesien.[6] Agar kepala sekolah mampu mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efesien maka seorang kepala sekolah harus memiliki lima kompetensi sebagaimana yang diatur dalam Permendiknas nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrash yang meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial.[7]Kepala sekolah dikatakan efektif apabila kepala sekolah memiliki sebagaimana kriteria di bawah ini :
1.      mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif.
2.      dapat menyesuaikan tugas dan pekerjaan sesuai waktu yang telah ditetapkan.
3.      mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan.
4.      berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah.
5.      bekerja dengan tim manajemen, serta
6.      berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.[8]
Kepala sekolah yang baik menurut Muh. Saroni harus memahami dan menguasai manajemen Sumber Daya Manusia dan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakt. Menguasai manajemen sumber daya manusia yaitu seorang kepala sekolah harus dapat mengelola SDM yang ada secara maksimal dengan mengondisikan kerja pada pola kerja yang tersistem dan terstruktur serta terbagi rata pada beban yang sesuai dengan tingkatan kemampuan, proporsional pada setiap personil. Sedangkan yang berkaitan dengan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat adalah kepala sekolah mempunyai kemampuan untuk berinteraksi secara luas dengan semua unsur masyarakat dan mampu memberikan gambaran seluas-luasnya tentang sekolah yang dipimpinnya dengan objektif.[9] Dalam implementasi manajemen berbasis sekolah seorang kepala sekolah idealnya dapat berperan sebagai educator, manajer, supervisor, administrator, inovator, dan leader.
a.       Kepala Sekolah Sebagai Educator
Sebagai Educator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalitas tenaga kependidikan di sekolahnya, menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasihat kepada warga sekolah,memberikan dorongan kepada tenaga kependidikan, melaksanakan model pembelajaran yang menarik,seperti: team teaching,moving class.[10] Untuk menjalankan peran yang demikian maka pengalaman merupakan factor penting. Agar kepala sekolah memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalitas tenaga kependidikan di sekolahnya maka tentunya diperlukan seorang kepala sekolah yang professional yang telah memahami seluk beluk profesionalisme.
b.      Kepala sekolah Sebagai Manajer
Sebagai Manajer, Kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama, memberi kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningktkan profesinya, mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menjunjung program sekolah[11]
c.       Kepala sekolah sebagai Supervisor
Tugas kepala sekolah sebagai supervisor adalah mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan menyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan serta memanfaatkan hasilnya.[12] Supervisi yang dilakukan kepala sekolah ini bisa dilakukan dengan observasi di kelas maupun diskusi untuk memecahkan masalah bersama.



d.      Kepala sekolah Sebagai Administrator
Sebagai Administrator, Kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam mengelola administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan, dan pendokumentasian administrasi. Administrasi yang perlu dikelola meliputi : administrasi kurikulum, administrasi peserta didik, administrasi personalia, administrasi sarana prasarana, administrasi kearsipan dan administrasi keuangan[13]. Sebagai seorang Administrator menurut Robert L. Katz seorang kepala sekolah harus memiliki tiga keterampilan yaitu keterampilan teknis (technicall skill), keterampilah hubungan manusiawi (human relation skill), dan keterampilan konsep (conceptual skill).[14] Keterampilan teknis adalah keterampilan menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan praktis, kemampuan memecahkan masalah melalui taktik yang baik atau kemampuan menyelesaikan tugas secara sistematis. Keterampilan teknis kepala sekolah meliputi :
1.      Keterampilan menyusun LPJ
2.      Keterampilan menyusun program tertulis
3.      Keterampilan membuat data statistik sekolah
4.      Keterampilan membuat keputusan dan merealisasikannya
5.      Keterampilan mengetik
6.      Keterampilan menata ruang
7.      Ketarampilan membuat surat[15]
Keterampilan hubungan manusiawi adalah keterampilan untuk menempaatkan diri di dalam kelompok kerja dan keterampilan menjalin komunikasi yang mampu menciptakan kepuasan kedua belah pihak. Hubungan manusiawi ini akan melahirkan suasana kooperatif dan menciptakan kontak manusiawi antar pihak yang terlibat. Keterampilan ini meliputi :
1.      Keterampilan menempatkan diri dalam kelompok
2.      Keterampilan menciptakan kepuasan pada diri bawahan
3.      Sikap terbuka terhadap kelmpk kerja
4.      Kemampuan mengambil hati melalui keramahtamahan
5.      Penghargaan terhadap nilai-nilai etis
6.      Pemerataan tugas dan tanggungjawab
7.      Iktikad baik,adil,menghormati dan menghargai orang lain. [16]
Keterampilan yang ketiga yang harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai administrator adalah keterampilan konseptual. Keterampilan konseptual adalah kecakapan memformulasikan pikiran, memahami teori, melakukan aplikasi, melihat kecenderungan berdasarkan kemampuan teoritis dan yang dibutuhkan dalam dunia kerja.[17] Keterampilan ini tercermin dalam pemahaman terhadap teori secara luas dan mendalam, kemampuan mengorganisasikan pemikiran, keberanian mengeluarkan pendapat secara akademik, dan kemampuan mengorelasikan bidang ilmu yang dimiliki denangan berbagai situasi.
e.       Kepala sekolah sebagai Inovator
Kepala sekolah sebagai Inovator harus : Memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberi teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, mengembangkan model pembeljaran yang inovatif[18]

f.       Kepsek sebagai Leader.
Sebagai leader kepala sekolah harus memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dalam arah dan mendelegasikan tugas[19].



BAB. III
PENUTUP

Berdasarkan uraian makalah di atas maka pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan tentang apa saja peran kepala sekolah dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah. Dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah kepala sekolah memiliki peranan sebagai manajer, supervisor, administrator, motivator, innovator, dan leader. Jika kepala sekolah dapat menjalankan peranan tersebut dengan baik maka kemungkinan besar akan  terciptal sekolah yang berkualitas. Untuk itu kepala sekolah harus memiliki lima kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, social, manajerial, supervise dan kewirausahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan, 2006.  Visi Baru Manajemen Sekolah : Dari Unit Birolrasi ke Lembaga Akademik. Jakarta : Bumi Aksara
Mulyasa, E, 2003. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung.: PT Remaja Rosdakarya
                   , 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional : Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Rohiat, 2008. Menejemen Sekolah, Teory Dasar Dan Praktek.Dilengkapi Dengan Contoh Rencana Strategis Dan Rencana Operasional. Bandung: Rafika Aditama.
Saroni,Muh. 2006. Manajemen Sekolah : Kiat Menjadi Pendidik yang Kompeten .Jogjakrta: Ar Ruzz Media




[1] Rohiat, Menejemen Sekolah, Teory Dasar Dan Praktek.Dilengkapi Dengan Contoh Rencana Strategis Dan Rencana Operasional, (Bandung: Rafika Aditama, 2008) hal. 14
[2] Ibid,hlm 14
[3] E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional : Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005) cet. Ke 5 hal. 33
[4] Ibid, hal.33
[5] Ibid hal 36
[6] Dr. E. Mulyasa, M. Pd. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi. (Bandung.: PT Remaja Rosdakarya, 2003 )cet ke-5 hal 128
[7] Untuk lebih jelas tentang kelima kompetensi tersebut lihat Permendiknas nomor 13 Tahun 2007
[8] Ibid, hal 128
[9] Muh. Saroni, Manajemen Sekolah : Kiat Menjadi Pendidik yang Kompeten (Jogjakrta: Ar Ruzz Media, 2006) hal. 50-53
[10] Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah, op.cit. hal. 99
[11] Ibid hal 103
[12] Ibid hal 111-112
[13] Ibid hal 107
[14] Sudarwan Danim,  Visi Baru Manajemen Sekolah : Dari Unit Birolrasi ke Lembaga Akademik. (Jakarta : Bumi Aksara, 2006) hal 215
[15] Ibid, hal 215
[16] Ibid, hal 216
[17] Ibid hal 216
[18] Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah, op.cit. hal. 118
[19] Ibid hal 115

Tidak ada komentar:

Posting Komentar