Bengkulu, BE- Hj
eni khaerani M.Si seorang wanita yang sukses terjun didunia perpolitikan yakni
sebagai anggota DPD RI mewakili
provinsi
Bengkulu yang
berupaya selalu mengutamakan kepentingan
rakyat.
lahir di Bengkulu 28 Desember 1969 dan SD (dimana),
Eni Khaerani menempuh jenjang Sekolah Menengah Pertama
di SMP N
5 (daerahnya mana) Sejak
masih muda Eni
selalu
aktif berorganisasi seperti aktif dalam karang taruna, remaja masjid dan NA. Sejak SMP Eni merupakan anak berprestasi. Hal ini dibuktikan dengan
selalu juara kelas dimasa SMPnya.
Selain berprestasi di Sekolah dan aktif berorganisasi. Eni juga aktif dalam
berbagi pelatihan seperti pelatihan kepemimpinan. Hal inilah yang mungkin menjadi titik awal bakat
kepemimpinan seorang Eni Khaerani. Setelah lulus SMP, Eni melanjutkan
sekolahnya ke SMA PGA Negeri yang sekarang berubah nama MAN model. Di sekolah PGA inilah Eni menimba ilmu umum dan
agama.
Motivasi Eni memilih
sekolah agama karena terdorong kehausan agama dan dia ingin seimbang antara kehidupan dunia dan akherat. Pada
saat di PGA
negeri ini Eni juga ikut
berbagai macam kursus dimana-mana, dengan tujuan memperdalam apa yang telah
diberikan disekolah. hingga habis magrib. Menurut
Eni kesuksesan itu bergantung pada usaha. Kesuksesan seorang Eni juga tidak bisa dilepaskan
dari dukungan keluarga. Orang tua Eni selalau mendukung orangtuanya selalu berpesan
“jika ingin sukses
harus banyak membaca dan bekerja keras dan tidak membiarkan waktu”. Walaupun hari-hari Eni sibuk dengan aktivitas namun
ia tetap saja meluangkan waktu untuk bergaul dengan temen. Eni juga selalu ikut berkompetisi
di ekstrakulikuler misalnya sastra membaca puisi.
Kuliah Eni diawali dengan adanya program PP aisyah yang meminta PW-PW Aisyiah
se-Indonesia untuk mengutus kader-kader terbaiknya untuk dipondokkan di Pondok Pesantren Hajah Sobron yang menjadi
pilot project PP Aisyiah.
Memulai kuliah nya
dengan mengikuti tes tersebut, setelah mengikuti tes dan masih menunngu 3 bulan
hasil tes kelulusan tersebut, dengan keyakinan dalam diri dia akan lulus beliau
duluan berangkat 3 bulan sebelum pengumuman tes tersebut. Dengan memperoleh kepercayaan orang tua Eni merantau ke solo. “Sesampai di Solo ibu mencari kost yang berdekatan
dengan masjid,dan berniat mencari kost dengan kamaran,” kata Eni. Akhirnya Eni mendapatkan kost berbentuk kamaran
yang berada 1 rumah dengan pemiliknya. selama disana Eni selalu menempati posisi sebagai
seorang anak yang selalu bangun pagi, membersihkan rumah dan rajin
ibadah,sehingga dengan sikap tersebut menimbulkan simpati oleh pemilik rumah
dan akhirnya eni dianggap sebagai anak sendiri dan bahkan Eni tidak perlua membayar beaya kost sama sekali sebagaimana perjanjian
awal. selain itu juga beliau juga aktif mengajar ngaji gratis untuk anak-anak
sekitar, namun lagi-lagi hal ini juga
mengundang simpati para
wali murid santri
ngajinya
selalu memberikan makanan dan bahkan
juga
membayar jasa Eni.
Tiga bulan berlalu akhirnya tes pengumuman pun
keluar dan Eni
pun lulus, dan Eni pindah kepondok yang kemudian menjadi kesan yang mendalam
bagi pemilik rumah. dan saat pindah ke pondok enipun tidak merasa asing karena
ia sudah familiar.Di masa
kuliahnya Eni juga sering mendapatkan beasiswa antara lain beasiswa supersemar. Eni selalu berusaha mempertahankan prestasi karena ia ingin membangun kapasitas
diri, mandiri dan memberikan teladan bagi adek-adeknya. Eni Khaerani adalah anak ke 3 dari 10 saudara ini.
Kisah cinta Eni dengan Susyanto diawali
dengan masa orintasi mahasiswa, yang dipilh 10 besar calon mahasiswa terbaik, Eni khareni berada diurutan pertama,
sementara dr. Susyanto terbaik ke-lima dari ribuan calon mahasiswa terbaik di
universitas muhammadiyah surakarta. Dalam pertemuan itu mereka belum saling mengenal. Baru saat menjelang ujian skripsi, ketika itu Eni
suda
kuliah 3 tahun 8 bulan pun berlalu dan eni akan ujian skripsi tiba-tiba datang
susyanto yang membawakan bahan ujian eni dan membagikan kepada dosen penguji
dan sebelum diuji dosen penguji bertanya kalau itu adalah calon suaminya. sus
yang selesai kuliahnya hanya dalam waktu 3 tahun ini ternyata ingin melamar
eni, namun eni memberi pertimbangan bahwa ia tidak bisa menetap dijawa. karena
eni berniat setelah kuliah mengabdi ke daerahnya yaitu bengkulu. namun hal
tidak menjadi halangan dan akhirnya sus melamar Eni. Setelah dilamar, Eni pulang kedaerah. dan didaerah ini Eni tidak menetap dirumah melainkan
berbakti dan berbagi kepada anak-anak panti asuhan 'aisyiah bengkulu yang
bertempat di jl bali di komplek UMB sekarang.
Setelah selesai menyelesaikan kuliahnya di Solo, Eni
menjadi seorang guru dan juga menjadi Dosen di UMB. Berkat kerjanya yang
optimal dan penuh dengan dedikasi maka karier Eni pun semakin menanjak sampai
ia ditunjuk menjadi Pembantu Dekan Fakultas Agama Islam di Universitas
Muhammadiyah Bengkulu. Karier Eni tak berhenti disini, tahun 2004 Eni terjun di
dunia politik.
Eni masuk dunia politik atas dukungan Organisasi
Kewanitaan Muhammadiyah Aisyiah dan dukungan dari Universitas Muhammadiyah
Bengkulu. Eni dicalonkan sebagai Anggota DPD RI tahun 2004. Pada saat itu Eni
adalah wanita satu-satunya yang menjadi calon anggota DPD mewakili Provinsi
Bengkulu. Berkat kerja keras dan dukungan organisasi Muhammadiyah melalui
Aisyiah dan juga UMB akhirnya Eni terpilih menjadi Anggota DPD RI 2004-2009.
Selama menjadi anggota DPD, Eni tetap menunjukkan
kinerja yang maksimal sehingga ia terpilih kembali menjadi anggota DPD RI
periode 2009-2014 bahkan Eni juga dipercaya untuk menjadi pimpinan komite DPD. Selama
memegang amanah sebagai Dewan Perwakilan Daerah, Eni Khaerani selalu
memperjuangkan kepentingan daerah. Beberapa hal yang selalu diperjuangkan Eni
adalah anggaran daerah pertahun didaerah bisa meningkat, untuk kepentingan
daerah, regulasi yang dibuat pemerintah tidak menyulitkan daerah, dan jika ada
undang-undang yang dirumuskan harus pro kebijakan dan kepentingan daerah.
Walaupun kewenangan DPD tak seluas DPR namun Eni akan selalu berusaha untuk
memaksimalkan kinerja. Eni berharap kedapan peran dan kewenangan DPD diperluas
sehingga perundang-undangan dan regulasi yang dibuat pemerintah selalu pro
terhadap kepentingan daerah.
Seperti ibu yang lain Eni juga seorang ibu rumah
tangga yang memiliki tanggungjawab untuk mendidik anak dan memberikan layanan
kepada suami. Oleh karena itu Eni menyeimbangkan antara perannya sebagai
seorang wanita karier dan juga sebagai ibu rumah tangga. Bahkan ditengah-tengah
kesibukannya sebagai anggota DPD Eni berhasil mendidik anaknya Azha sehingga
Azha mampu menjadi siswa berprestasi juara terbaik Sahril Qur'an se jabotabek. Contoh
konkretnya lain tentang peran Eni dalam rumah tangga misalnya ketika di rumah
Eni dan suami serta anaknya Azha selalu bersama-sama mengerjakan tugas-tugas rumah tangga secara
bersama-sama. Bagi Eni keluarga adalah segala-galanya, keluarga selalu menjadi
motivator bagi dirinya untuk berprestasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar