Jumat, 13 Januari 2012

DPD RI Eni khaerani



Bengkulu, BE- Hj eni khaerani M.Si seorang wanita yang sukses terjun didunia perpolitikan yakni sebagai anggota DPD RI mewakili provinsi Bengkulu yang berupaya selalu mengutamakan  kepentingan rakyat.
lahir di Bengkulu  28 Desember 1969 dan SD (dimana),
Eni Khaerani menempuh jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMP N 5 (daerahnya mana)  Sejak masih muda Eni selalu aktif berorganisasi seperti aktif dalam karang taruna,  remaja masjid dan NA. Sejak SMP Eni merupakan anak berprestasi. Hal ini dibuktikan dengan selalu juara kelas dimasa SMPnya. Selain berprestasi di Sekolah dan aktif berorganisasi. Eni juga aktif dalam berbagi pelatihan seperti  pelatihan kepemimpinan. Hal inilah yang mungkin menjadi titik awal bakat kepemimpinan seorang Eni Khaerani. Setelah lulus SMP, Eni melanjutkan sekolahnya ke  SMA PGA Negeri yang sekarang  berubah nama MAN model. Di sekolah PGA inilah Eni menimba ilmu umum dan agama. Motivasi Eni memilih sekolah agama karena terdorong kehausan agama dan dia ingin seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.  Pada saat di PGA negeri ini Eni juga ikut berbagai macam kursus dimana-mana, dengan tujuan memperdalam apa yang telah diberikan disekolah. hingga habis magrib.  Menurut Eni kesuksesan itu  bergantung pada usaha. Kesuksesan seorang Eni juga tidak bisa dilepaskan dari dukungan keluarga. Orang tua Eni selalau mendukung orangtuanya selalu berpesan jika ingin sukses harus banyak membaca dan bekerja keras dan tidak membiarkan waktu”. Walaupun hari-hari Eni sibuk dengan aktivitas namun ia tetap saja meluangkan waktu untuk   bergaul dengan temen. Eni juga selalu ikut berkompetisi di ekstrakulikuler misalnya sastra membaca  puisi.
Kuliah Eni diawali dengan adanya program PP aisyah yang meminta PW-PW Aisyiah se-Indonesia untuk mengutus kader-kader terbaiknya untuk  dipondokkan di Pondok Pesantren Hajah Sobron yang menjadi pilot project PP Aisyiah. Memulai kuliah nya dengan mengikuti tes tersebut, setelah mengikuti tes dan masih menunngu 3 bulan hasil tes kelulusan tersebut, dengan keyakinan dalam diri dia akan lulus beliau duluan berangkat 3 bulan sebelum pengumuman tes tersebut. Dengan memperoleh kepercayaan orang tua Eni merantau ke solo. “Sesampai di Solo ibu mencari kost yang berdekatan dengan masjid,dan berniat mencari kost dengan kamaran,” kata Eni. Akhirnya Eni mendapatkan kost berbentuk kamaran yang berada 1 rumah dengan pemiliknya. selama disana Eni selalu menempati posisi sebagai seorang anak yang selalu bangun pagi, membersihkan rumah dan rajin ibadah,sehingga dengan sikap tersebut menimbulkan simpati oleh pemilik rumah dan akhirnya eni dianggap sebagai anak sendiri dan bahkan Eni tidak perlua membayar  beaya kost sama sekali sebagaimana perjanjian awal. selain itu juga beliau juga aktif mengajar ngaji gratis untuk anak-anak sekitar, namun lagi-lagi hal ini juga mengundang simpati  para wali murid santri ngajinya selalu memberikan makanan dan bahkan juga membayar jasa Eni.
Tiga bulan berlalu akhirnya tes pengumuman pun keluar dan Eni pun lulus, dan Eni pindah kepondok yang kemudian menjadi kesan yang mendalam bagi pemilik rumah. dan saat pindah ke pondok enipun tidak merasa asing karena ia sudah familiar.Di masa kuliahnya Eni juga sering mendapatkan beasiswa antara lain beasiswa supersemar. Eni selalu berusaha mempertahankan prestasi karena ia ingin membangun kapasitas diri, mandiri dan memberikan teladan bagi adek-adeknya. Eni Khaerani adalah anak ke 3 dari 10 saudara ini.

Kisah cinta Eni dengan Susyanto diawali dengan masa orintasi mahasiswa, yang dipilh 10 besar calon mahasiswa terbaik, Eni khareni berada diurutan pertama, sementara dr. Susyanto terbaik ke-lima dari ribuan calon mahasiswa terbaik di universitas muhammadiyah surakarta. Dalam pertemuan itu mereka belum saling mengenal. Baru saat menjelang ujian skripsi, ketika itu Eni suda kuliah 3 tahun 8 bulan pun berlalu dan eni akan ujian skripsi tiba-tiba datang susyanto yang membawakan bahan ujian eni dan membagikan kepada dosen penguji dan sebelum diuji dosen penguji bertanya kalau itu adalah calon suaminya. sus yang selesai kuliahnya hanya dalam waktu 3 tahun ini ternyata ingin melamar eni, namun eni memberi pertimbangan bahwa ia tidak bisa menetap dijawa. karena eni berniat setelah kuliah mengabdi ke daerahnya yaitu bengkulu. namun hal tidak menjadi halangan dan akhirnya sus melamar Eni. Setelah dilamar, Eni pulang kedaerah. dan didaerah ini Eni tidak menetap dirumah melainkan berbakti dan berbagi kepada anak-anak panti asuhan 'aisyiah bengkulu yang bertempat di jl bali di komplek UMB sekarang.
Setelah selesai menyelesaikan kuliahnya di Solo, Eni menjadi seorang guru dan juga menjadi Dosen di UMB. Berkat kerjanya yang optimal dan penuh dengan dedikasi maka karier Eni pun semakin menanjak sampai ia ditunjuk menjadi Pembantu Dekan Fakultas Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Karier Eni tak berhenti disini, tahun 2004 Eni terjun di dunia politik.
Eni masuk dunia politik atas dukungan Organisasi Kewanitaan Muhammadiyah Aisyiah dan dukungan dari Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Eni dicalonkan sebagai Anggota DPD RI tahun 2004. Pada saat itu Eni adalah wanita satu-satunya yang menjadi calon anggota DPD mewakili Provinsi Bengkulu. Berkat kerja keras dan dukungan organisasi Muhammadiyah melalui Aisyiah dan juga UMB akhirnya Eni terpilih menjadi Anggota DPD RI 2004-2009.
Selama menjadi anggota DPD, Eni tetap menunjukkan kinerja yang maksimal sehingga ia terpilih kembali menjadi anggota DPD RI periode 2009-2014 bahkan Eni juga dipercaya untuk menjadi pimpinan komite DPD. Selama memegang amanah sebagai Dewan Perwakilan Daerah, Eni Khaerani selalu memperjuangkan kepentingan daerah. Beberapa hal yang selalu diperjuangkan Eni adalah anggaran daerah pertahun didaerah bisa meningkat, untuk kepentingan daerah, regulasi yang dibuat pemerintah tidak menyulitkan daerah, dan jika ada undang-undang yang dirumuskan harus pro kebijakan dan kepentingan daerah. Walaupun kewenangan DPD tak seluas DPR namun Eni akan selalu berusaha untuk memaksimalkan kinerja. Eni berharap kedapan peran dan kewenangan DPD diperluas sehingga perundang-undangan dan regulasi yang dibuat pemerintah selalu pro terhadap kepentingan daerah.
Seperti ibu yang lain Eni juga seorang ibu rumah tangga yang memiliki tanggungjawab untuk mendidik anak dan memberikan layanan kepada suami. Oleh karena itu Eni menyeimbangkan antara perannya sebagai seorang wanita karier dan juga sebagai ibu rumah tangga. Bahkan ditengah-tengah kesibukannya sebagai anggota DPD Eni berhasil mendidik anaknya Azha sehingga Azha mampu menjadi siswa berprestasi juara terbaik Sahril Qur'an se jabotabek. Contoh konkretnya lain tentang peran Eni dalam rumah tangga misalnya ketika di rumah Eni dan suami serta anaknya Azha selalu bersama-sama  mengerjakan tugas-tugas rumah tangga secara bersama-sama. Bagi Eni keluarga adalah segala-galanya, keluarga selalu menjadi motivator bagi dirinya untuk berprestasi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar